Sejarah Fotografi


Sejarah fotografi di Indonesia dimulai pada abad ke-19 saat Belanda masih menjajah Indonesia. Fotografi pertama kali diperkenalkan oleh para fotografer Belanda yang datang ke Indonesia pada saat itu.

Pada tahun 1847, seorang fotografer Belanda bernama Isidore van Kinsbergen tiba di Batavia (sekarang Jakarta) dan mendirikan studio fotografi pertama di Indonesia. Dia mengambil foto-foto pemandangan, bangunan, dan masyarakat Indonesia pada saat itu.

Pada awalnya, fotografi di Indonesia terbatas hanya bagi orang-orang Belanda dan kalangan elite pribumi yang memiliki akses ke kamera dan studio fotografi. Namun, seiring berjalannya waktu, fotografi mulai populer di kalangan masyarakat Indonesia.

Pada awal abad ke-20, fotografi di Indonesia berkembang dengan pesat. Banyak fotografer Indonesia mulai muncul dan berkontribusi dalam mengembangkan seni fotografi di tanah air. Salah satu fotografer terkenal pada periode ini adalah Kassian Céphas, seorang fotografer Indonesia pertama yang dikenal secara internasional. Ia banyak mengambil foto-foto budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Pada masa penjajahan Jepang (1942-1945), fotografi di Indonesia mengalami perubahan. Fotografi mulai digunakan sebagai alat propaganda oleh Jepang untuk mempromosikan kegiatan mereka di Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, fotografi terus berkembang dan menjadi alat penting dalam dokumentasi sejarah dan kehidupan masyarakat.

Pada tahun 1950-an, muncul kelompok fotografi yang dikenal sebagai "Fotografi Revolusioner" yang terdiri dari para fotografer Indonesia yang menggunakan medium fotografi untuk menyampaikan pesan politik dan sosial. Mereka mengambil foto-foto perjuangan, kemiskinan, dan ketidakadilan sosial.

Seiring dengan perkembangan teknologi, fotografi di Indonesia semakin berkembang pesat. Penggunaan kamera digital dan media sosial telah memberikan akses lebih luas bagi masyarakat untuk mengambil dan berbagi foto. Banyak fotografer Indonesia yang terkenal secara internasional, seperti Prabuddha Dasgupta, Rarindra Prakarsa, dan Tino Djumini.

Sejak itu, fotografi terus berkembang di Indonesia. Banyak festival fotografi, pameran, dan komunitas fotografi yang didirikan untuk mempromosikan seni fotografi dan menghubungkan para fotografer Indonesia. Fotografi menjadi bagian penting dalam ekspresi seni dan dokumentasi kehidupan di Indonesia.

Sejarah Fotografi Smekensa (FORSA)

Fotografi adalah kegiatan atau proses menghasilkan suatu seni gambar atau foto melalui media cahaya dengan alat  yang disebut kamera dengan maksud dan tujuan tertentu. Kenapa kita membuat FORSA? Jadi pada awalnya kami selalu memperhatikan teman SMKN 1 Blitar yang suka ber selfie. Selain ber selfie juga ada yang suka hunting dan juga ada yang membuat video/vlog. Mereka selalu mengedit hasil karya mereka supaya terlihat lebih menarik. kami juga sering melihat banyaknya lomba-lomba tentang fotografi yang diadakan di kota Blitar. Dan masalahnya mereka yang pandai dalam pengambilan gambar hanya mau memberi pengalaman mereka kepada teman dekat mereka. Pertanyaannya, bagaimana teman-teman di sekolah yang ingin belajar tentang pengambilan gambar ?

Di saat ini banyak sekali teman-teman sekolah yang pandai dalam hal itu. Karena itu, kami ingin mendirikan sebuah organisasi dimana teman sekolah bisa saling berbagi pengalamannya dalam hal pengambilan gambar. Karena itulah kami mendirikan sebuah organisasi yang bernama FORSA (Fotografi Siswa Smekensa). FORSA adalah organisasi siswa SMKN1 Blitar yang memiliki minat dalam bidang fotografi yang dapat dijadikan sebagai tempat bertukar pikiran sesama siswa lainnya yang memiliki minat dalam fotografi. Seorang fotografer memiliki selera yang berbeda dan kemampuan yang berbeda pula, dengan dibentuknya organisasi ini kita dapat bertukar pikiran sesama siswa yang memiliki minat ini sehingga kita mendapatakan berbagai ilmu dan juga pengalaman. Organisasi ini menjuruskan teman teman kepada seni fotografi mulai dari Pengenalan alat, pengaturan alat, pengambilan gambar dan lain-lain. Bukan itu saja tujuan dari organisasi ini juga untuk menambah solidaritas kami kepada teman-teman sekolah, mengembangkan skill dalam hal seni forografi dan juga untuk menjadi luang waktu yang baik.